Ribuan Burung di Kabel Ciranjang

Burung Hirundo rustica datang secara berkelompok (diperkirakan ratusan), pada pukul 17.45 . Melakukan gerakan mengelelilingi pohon Angsana yang akan menjadi tempat bertenggernya (tempat istirahat). Burung ini dapat dibedakan dengan burung layang-layang lain dari bentuk ekor nya yg bercagak (tipis, hanya terlihat dari jarak dekat), selain itu ukurannya relatif lebih besar dibanding burung layang2 biasa. Suara kedatangan kelompok burung migrasi ini, terdengar seperti suara halus dari aliran air terjun (pendapat pribadi). Kelompok Hirundo rustica melakukan terbang berputar sekitar 20 menit, sampai akhirnya mereka bertengger di pohon2 Angsana yang terdapat di depan PT. Arsostex.
Penduduk sekitar, termasuk satpam Arsostek menyatakan burung tersebut biasa datang pada pukul 17.30-18.15, dan pergi lagi di pagi hari sekitar pukul 5 pagi. Akan tetapi hal ini pun tergantung pada kondisi cuaca. Seperti halnya burung migrasi lainnya, kawanan Hirundo rustica datang pada kisaran bulan Oktober-November, dan kembali pulang di kisaran bulan Februari-Maret.
Pada kedatangan awal di bulan Oktober,berdasarkan pantauan penduduk sekitar selalu ada beberapa burung yang tiba terlebih dahulu,diasumsikan itu adalah tim pioneer yang memantau keadaan sebelum kawanan besar datang.  
Setiap tahun, masyarakat kota Bandung berkesempatan melihat fenomena migrasi burung layang-layang asia (Hirundo rustica). Burung ini berasal dari Jepang dan bermigrasi memasuki bulan September dan Oktober.
"Namun puncak kedatangan burung burung migrasi itu Desember. Januari, burung layang-layang api sudah berkurang,  dan balik pada Maret hingga April," kata Abdul Rahman Hafif, Koordinator Program Birds Conservation Society (Bicons) seperti dilansir dari Mongabay Indonesia, Rabu (2/1).
Burung layang-layang asia memiliki morfologi tubuh sekitar 15 hingga 20 sentimeter. Warna biru metalik pada bagian dorsal, putih pada ventral, garis biru di dada, dan warna orange hingga merah di bagian dagu. Burung jenis ini memiliki ekor cagak agak dalam berbentuk V, dan hidup berkelompok.
"Tahun ini, sekitar 2.581 ekor burung pindah ke Mohammad Toha (nama jalan di Bandung). Uniknya, kedatangan mereka selalu di tempat dan waktu yang sama," tambah Hafif.

Disebutkannya lagi, burung-burung ini terpisah dalam beberapa kelompok pada pagi hari dan terbang ke arah berlainan untuk mencari pakan. Namun saat senja, mereka kembali berkumpul di tempat yang sama, berakrobat lalu kembali menempati pohon yang sama.
Dan yang menjadi tempat bertenggernya bukan hanya pohon angsana (Pterocarpus indica), namun juga kabel-kabel listrik dan pilar-pilar listrik. Pukul 18.09, burung-burung mulai berputar diatas kami dan bertengger di pilar dekat masjid, selain itu burung juga bertengger di pohon mangga (Mangifera indica) dan pohon kiara (Ficus benjamina) depan polsek ciranjang. Dilain tempat pohon palem raja juga terlihat menjadi lokasi beristirahatnya burung Hirundo rustica di jalan Moch. Toha Bandung.  
BIRD WATCHING HIRUNDO RUSTICA DI PASAR CIRANJANG CIANJUR
16 Maret 2014, sebuah tim kecil terbentuk tanpa sengaja. Berawal dari kuliah orniitologi yang dijalani rekan saya membuat kami sampai di Ciranjang. Mereka adalah Fachmi azhar aji, Irpan Fauzi, M. Fajar Fachmi dan Hafif Mada dari BICONS (Bird Conservation). Kami tiba pukul 17.00 WIB dan belum ada aktifitas burung bertengger disana. hanya terlihat kotorannya di bawah tiang-tiang dan kabel listrik.
Sebelum melakukan pengamatan kami melakukan briefing dahulu, yang dipimpin oleh Kang Hafif Mada. Menurut beliau dari beberapa kejadian baik di Moch. Toha, Bandung maupun di Kalimantan dan ebberapa tempat yang pernah beliau datangi, ada kecenderungan  burung ini untuk tinggal di tempat-tempat yang hangat, seperti diperkotaan. Dan yang menjadi tempat bertenggernya bukan hanya pohon angsana (Pterocarpus indica), namun juga kabel-kabel listrik dan pilar-pilar listrik. Pukul 18.09, burung-burung mulai berputar diatas kami dan bertengger di pilar dekat masjid, selain itu burung juga bertengger di pohon mangga (Mangifera indica) dan pohon kiara (Ficus benjamina) depan polsek ciranjang. Dilain tempat pohon palem raja juga terlihat menjadi lokasi beristirahatnya burung Hirundo rustica di jalan Moch. Toha Bandung.   

           Beberapa hal yang didiskusikan merumuskan bahwa burung ini bertengger di lokasi yang dekat pabrik, pemukiman penduduk, dekat dengan serangga-serangga pemukiman, serta sampah-sampah penduduk, meskipun belum pada sebuah kesimpulan namun beberapa hal yang diperhatikan adalah makanannya, dan tempat mencari makannya. Mereka seakan tidak memperdulikan suara berisik disekitarnya, cahaya lampu yang terang dan aktifitas manusia dibawahnya. 
Menurut saya, burung ini menarik untuk diceritakan, sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua. Jika ditelusuri, kita akan mengetahui bahwa dimana mereka berasal dan mengapa mereka datang ke daerah kita. Setelah ditelusuri dari 13 titik sampling didapatkan bahwa jumlah burung yang ada saat itu (hingga pukul 09.00) burung yang bertengger ialah 21.600 ekor. Sangat menarik jika kita memiliki data beberapa tahun sebelumnya dan kita akan memprediksi apa yang akan terjadi di tahun depan. 
Berikut merupakan cuplikan dari pengamatan yang kami lakukan.

Sumber :

http://www.mongabay.co.id/2013/01/02/kala-ribuan-burung-layang-api-jepang-migrasi-ke-bandung/. Diakses pada tanggal 24/04/2014.
http://himbiounpad.wordpress.com/category/bagi-bagi-ilmu/.Diakses pada tanggal 24/04/2014.
http://adesahy.blogspot.com/2014/03/hirundo-rustica-di-ciranjang-cianjur.html.Diakses pada tanggal 24/04/2014.

No comments:

Post a Comment

Pages